Inilah Khasiat Ayat Kursi Untuk Menghadapi Gangguan Syaitan

Ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh Yang Mahakuasa kepada umat Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, ada sebagian yang mempunyai kekuatan tersendiri. Dari 30 juz yang diturunkan, masing-masing mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh ayat lain.

Khusus untuk ayat dingklik yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, di kala itu ikut turun pula tujuh puluh ribu malaikat sebagai pengawalnya. Ini mengindikasikan bahwa ayat dingklik ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan ayat-ayat lainnya.


Ayat Kursi tersebut berada di dalam surat al-Baqarah ayat 255, yang artinya:

“Allah tiada yang kuasa yang berhak disembah dengan tolong-menolong melainkan Dia, yang hidup kekal dan bangkit sendiri. Tidak akan mengantuk dan tidak pula tidur. Kepunyaan-Nya apa saja yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang sanggup memperlihatkan syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa saja yang berada di hadapan dan di belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa saja yang berada di hadapan dan di belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui dengan apa-apa dari ilmu-Nya. Kursi Yang Mahakuasa mencakup langit dan bumi dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Agung.” (Qs. Al-Baqarah: 255)

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa ayat Kursi ialah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur’an. Oleh alasannya ialah itu, barangsiapa yang membacanya tiap-tiap setelah shalat fardhu, orang tersebut akan dijamin masuk surga. Di antara kegunaan ayat yang mulia ini ialah barangsiapa yang membacanya dikala menjelang tidur, maka orang tersebut tidak sanggup didekati / diganggu setan. Selain itu, bagi yang membacakannya kepada orang yang pingsan sebanyak sebelas kali, maka orang yang bersangkutan akan segera sadar dan akan ingat kembali (dibaca sempurna di kepalanya).

Imam Ghazali pernah menyebutkan, “Sesungguhnya ada seorang pedagang kurma dari suku Bani Ka’ab membawa dagangannya ke kota Mashrah. Disana ia menyewa sebuah rumah yang telah usang tidak ditempati. Menurut keterangan dari pemilik rumah, bahwa rumah tersebut telah usang dihuni oleh Jin Ifrit yang pekerjaannya  mengganggu siapa saja yang menempati rumah tersebut. Walaupun telah memperoleh klarifikasi dari pemilik rumah, ia tetap menyewanya juga, lantaran pada malam itu tidak mendapat kamar sewa yang dipergunakan untuk tidur.
Setelah malam sudah mulai larut, tiba-tiba ada seekor jin Ifrit yang mendatanginya dengan berubah menjadi sebagai orang yang berkulit hitam. Jin Ifrit itu mulai mendekatinya, dengan sorot kedua matanya yang menyerupai api. Lalu pedagang kurma itu membaca ayat Kursi hingga selesai, yaitu hingga membaca wa laa yauduhuu hifzhuhumaa wahuwal ‘aliyul ‘azhiim, dan ini dibacanya berulang-ulang. Ternyata setelahnya jin Ifrit tersebut hilang tidak muncul-muncul lagi. Kemudian tidurlah pedagang kurma itu dengan hening dan selamat tanpa terganggu oleh sesuatu apapun.

Ketika pagi hari, maka didapati di kawasan itu ada bekas barang yang terbakar dan bekas bubuk yang tertinggal. Lalu terdengar bunyi ghaib, “Engkau telah memperabukan seorang Ifrit yang besar.” Dan saudagar itu bertanya, “Dengan apakah ia terbakar?” “Dengan ayat yang engkau baca, yaitu firman Allah: Walaa ya uduhu hifzhuhuma wahuwal ‘aliyul ‘azhiim”, jawabnya.


Referensi: Saifulloh dan Abu Shofia (2003). Menyingkap Tabir Alam Malaikat. Surabaya: Karya Agung