Kisah Nyata: 4 Pemuda Ini Mengalami Kejadian Mengerikan Setelah Menghina Seruan Azan

Pada kali ini Anda akan membaca sebuah kisah kasatmata yang terjadi di Negeri Jiran yaitu Malaysia. Kisah kasatmata ini diceritakan oleh seseorang (teman dari 4 cowok tersebut). Pada dikala itu beberapa cowok sedang nongkrong-nongkrong sambil bermain gitar. Sesaat kemudian azan pun berkumandang ‘Allahuakbar Allahuakbar’. Bukan segera bergegas untuk melakukan Shalat, malah ke 4 cowok ini mempermainkan azan (mengolok) naudzubillah.

Sebelum membaca kisah kasatmata tersebut mari sahabat membaca arti dari ayat Al Qur’an wacana murkanya Tuhan SWT bagi mereka yang memperolok Shalat dan Azan. Firman Tuhan SWT dalam Surat Al Maidah ayat 58 yang artinya : “Dan apabila kau menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) shalat, mereka menjadikannya buah olok-olokan dan permainan. Yang demikian itu ialah lantaran mereka benar-benar kaum yang tidak mau menggunakan akal”.

Sebenarnya mereka ini tahu akan azab Tuhan bagi siapa saja yang memperolok Azan. Mereka hanya beranggapan itu biasa saja, tidak akan menimpa apapun bagi mereka. Karena nalar sehat sudah jauh dari kepercayaan dan taqwa. Mereka tidak menyadari menghina atau memperolok azan akan menerima azab ketika di Dunia maupun di Akhirat, Naudzubilah.Selanjutnya hal mengerikanpun terjadi terhadap mereka. Baca dongeng selanjutnya bagaimana selanjutnya.


Inilah Kisahnya :

Suatu bunyi yang sangat besar lengan berkuasa dan mengerikan terdengar di depan saya ...
Empat lima kali lagi bunyi dentuman itu hinggap di pendengaran saya,
kemudian terdengar pula bunyi benda jatuh dan terseret diatas jalan
raya. Api memercik dari kawasan benda yang terseret itu. Serentak itu
saya terdengar bunyi orang menjerit-jerit ..

Ban direm mendadak dan kemudian, DDDAAAMMMM !! DDAAMMM !!
Terdengar lagi bunyi dentuman dan jeritan. Semuanya terjadi terlalu
cepat. Saya segera menekan rem dan sebaik motor berhenti, saya
terus menyalakan lampu.

Ya Tuhan ... !!!!!

Saya tergamam .. Di hadapan saya tampak sahabat tergelimpang
diatas jalan. Uzir tertiarap tidak bergerak-gerak. Fahmi di bawah sebuah
motor yang masih mengaum mesinnya. Yang lain-lain juga hampir sama
keadaannya ....

Ada yang terbaring sambil meraung, ada juga yang menekup muka dipenuhi
darah dan beberapa orang lagi memegang lengan dan kaki. Baju mereka
koyak rabak. Suara meminta tolong dan mengaduh kesakitan silih berganti ..

Saya segera membantu sahabat yang sakit itu. Kebetulan ada
sebuah kendaraan beroda empat melalui jalan tersebut. Lantas sopir dan penumpang
mobil tersebut turun membantu kami ..

Ketika mengangkat Fahmi yang terbaring di bawah sebuah sepeda motor, saya
terasa ibarat hendak menangis lantaran kondisinya sangat mengerikan.
Kepala sahabat saya itu pecah dan dipenuhi darah. Mukanya hancur dan
beberapa benjolan putih di sisi kepalanya yang pecah itu !!!!

Ya Allah, Fahmi! Fahmi !!!!

Kami angkat Uzir pula .... Saat diangkat, kakinya terkulai dan lengan
kirinya putus sebatas siku !!!!

Badan saya menggigil .... Saya benar-benar panik. Kawan-kawan yang terluka
semua diletakkan ditepi jalan ..

"Uzir! Uzirrr !!! "kami memanggil-manggil nama Uzir, tapi beliau tidak
menyahut lagi. Kami tidak tahu apa yang akan dibuat, kami tidak
menyangka kecelakaan ini akan terjadi ..

Untungnya dalam kekalutan itu ada sebuah lagi kendaraan beroda empat melalui jalan
tersebut beberapa menit kemudian dan menolong kami membantu teman
yang terluka tadi ..

"Mana Amran?" Saya dengar seseorang bertanya ....
Oh ya, Amran !!!
Kami mencarinya, dan sahabat kami itu bersama motornya ditemukan
dalam parit di tepi jalan yang dipenuhi semak samun serta air sejajar
lutut. Dan, sekali lagi saya hampir meneteskan air mata ketika melihat
mukanya juga hancur dan dipenuhi darah.

Kami rasa nadi dan nafasnya. "Amran! Amraaaiiiiii! '
Semua yang terluka itu di bawa ke rumah sakit dengan santunan kendaraan
kendaraan yang melalui jalan tersebut. Saya turut ke rumah sakit dan malam
itu, saya meneteskan air mata ketika diberitahu, selain Fahmi, Amran
juga meninggal dunia.

Esoknya, mayit kedua sahabat baik saya itu kondusif dimakamkan.
Fahmi pergi meninggalkan kami dalam kondisi kepalanya pecah, tangan dan
kaki patah. Salah satu dari biji matanya hilang.

Amran pula patah tengkuk dan tulang belakang. Kubur Amran dan Fahmi
digali dengan excavator dan keduanya dimakamkan dalam satu liang
lahad. Hanya saya dan iga empat orang lagi sahabat yang dapat
menghadiri upacara pemakaman tersebut, sisanya masih di rumah sakit.

Dua minggu kemudian, Uzir pula menghembuskan nafas terakhir sesudah koma
dan terinfeksi bakteri akhir operasi yang dilakukan pada tangan dan
kaki kakinya. Kematiannya turut disebabkan oleh cedera dalam,
terutama dada, akhir terhentak di atas jalan raya.

Seorang lagi sahabat kami, hingga kini cacat lantaran tulang kakinya
remuk akhir kecelakaan tersebut. Sekarang, sahabat saya itu berjalan
tempang ..

#Apa Sebenarnya penyebab kecelakaan itu, saya bertanya pertanyaan
tersebut kepada teman-teman. Cerita mereka, itu disebabkan ketika kelompok
lima buah sepeda motor yang memimpin perlombaan itu tertunggu-tunggu
kedatangan kami yang tercecer ini.

Lebih 10 menit menunggu kami tidak muncul-muncul, mereka mulai merasa
pelik. Kata sepeda motor masing-masing laju sangat, tapi takkanlah sampai
10 menit ketinggalan. Lantas, seorang dari mereka menyarankan
disusul kelompok yang tertinggal tadi. Masing-masing setuju. Mereka pun
berbalik dan berlomba lagi di dalam gelap. Ketika sedang
melaju sepeda motor masing masing itulah kami bertabrakan.

Kecelakaan itu menjadi bertambah jelek lantaran kami semua tidak memakai
helm. Sebab itu Fahmi dan Amran cedera parah di kepala, begitu
juga dengan teman-teman lain yang terluka di wajah akhir terseret di atas
jalan.

Selain kehilangan tiga orang sahabat, kecelakaan itu juga telah
menginsafkan saya wacana kebesaran dan keagungan Allah. Pertama,
bersyukur lantaran malam itu saya berada di kawasan tercorot. Sempatlah
saya pengereman dan menghindari bertabrakan.

Sebelum Kejadian Tabrakan

Saya menginsafi dengan sesungguhnya, kita jangan sekali-kali
mempermain-mainkan Tuhan dan agama, termasuk azan yang dikumandangkan
untuk menyeru kita shalat. Jangan, jangan sekali-kali!

Saya bilang begitu alasannya sebenarnya, pukul 6.30 petang sebelum kecelakaan,
kami berkumpul di simpang jalan sambil bermain gitar. Kami puas nongkrong, sampailah azan Maghrib berkumandang.

"ALLAHU AKBAR ... ALLAH HU AKBAAARRRR !! "ASYHADUALLAILA HAILLALLAAAAAHHHHHH!"

Saya terus diam, menghormati undangan azan dari masjid sekitar 200
meter dari kawasan kami nongkrong itu. Kami membisu mengunci mulut, kecuali
Fahmi yang tiba-tiba saja bersuara ...

"Ran ... coba kau cari aba-aba ni!"

"Kode apa?" Saya masih ingat, itulah tanggapan Amran ketika ditanya oleh
Fahmi.

"Kode azanlah! Cepat, nanti habis pulak ", jawab Fahmi.

Saya terdiam. Tercengang. Akan murka ada, terkejut pun ada. Saya gelak
dan berkata, "gilalah engkau ni, maksud saya, janganlah azan itu dibuat
main. Azan bukan lagu untuk dicari aba-aba musik dan iramanya. Tapi Amran
dan Fahmi terus tertawa.

Saya masih ingat lagi, sesudah Fahmi menyampaikan demikian, Amran terus
memetik gitar yang semenjak tadi dikepitnya.

GRENGGG !!! GREENGGG !! Tinggi juga bunyi bilal tu, "kata Fahmi saat
Amran mencoba beberapa aba-aba yang dianggap senada dengan bunyi muazin.

Kemudian, saya juga dengar Uzir menyela dan tertawa. Uzir pula memetik
tali bass gitarnya. Dua irama bergabung mengikuti alunan azan. Mereka
mengajak saya untuk turut memetik gitar, tapi saya menolak.

Gabung menglimi hiing.in.I / .m Nit I, ka mengajak saya uiiiuk mi iii III,
I ,,, I d gitar, Masih terperinci dimata saya, Maghrib itu Amran dan Uzir
bermain gitar melagukan bunyi azan. Fahmi pula memberi semangat agar
dua sahabat kami itu menemukan aba-aba yang tepat. Sambil itu mereka menyeringai.

Kami hanya menggelengkan kepala .... Saya tidak sanggup akan
melagukan azan dengan gitar alasannya saya yakin, macam hari-hari
sebelumnya, sore itu saya akan menanggung dosa besar lantaran tidak
menunaikan shalat Maghrib. Saya tidak ingin menambah dosa itu
dengan dosa mempermainkan azan.

Apa yang terjadi tidak sanggup ditarik kembali. Yang sanggup saya lakukan
sekarang hanyalah berdoa semoga dosa arwah Amran, Fahmi dan Uzir
diampunkanNya dan mereka ditempatkan di kalangan orang-orang yang beriman (sumber kisah )

Demikianlah kisah 4 muda mengalami bencana yang mengerikan sesudah mengolok azan. Semoga dengan kisah ini sebagai renungan dan pelajaran bagi kita semua. Sebagai umat Muslim sudah seharusnya memenuhi undangan Azan untuk mendirikan Shalat (beribadah kepada Tuhan SWT). Semoga kita semua senantiasa selalu mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Amiin.